Saturday, November 19, 2016

Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah - Sistem Teknologi Robotika untuk Mendeteksi dan Menghitung Debit Sampah





Judul Contoh Makalah:




Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah - Sistem Teknologi Robotika untuk Mendeteksi dan Menghitung Debit Sampah



Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah - Sistem Teknologi Robotika untuk Mendeteksi dan Menghitung Debit Sampah




Keterangan Contoh Makalah:


Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah - Sistem Teknologi Robotika untuk Mendeteksi dan Menghitung

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen

Berikut ini adalah Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen yang bisa anda download dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word sebagai bahan perbandingan atau referensi dalam menyusun makalah baru yang berhubungan dengan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia.

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen
Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Tentang Cerpen yang Baik dan Benar

Mudah-mudahan Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen di bawah ini bisa memberikan sedikit gambaran kepada anda seperti apa susunan makalah secara lengkap sesuai dengan cara membuat makalah yang baik dan benar.

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen ini membahas tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik serta ekstrinsik cerpen, cara menulis cerpen, menentukan hal-hal yang menarik dalam suatu cerpen, dan membandingkan dengan realitas dalam kehidupan.

Latar Belakang
Cerpen termasuk salah satu jenis karangan narasi, narasi merupakan karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Selain cerpen, karangan yang tergolong kedalam jenis narasi adalah novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif.
Karangan jenis ini bermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu yang dikhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama sekalijauh dari realita kehidupan.

Rumusan Masalah
Dalam makalah ini hanya meneliti tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik serta ekstrinsik cerpen, cara menulis cerpen, menentukan hal-hal yang menarik dalam suatu cerpen, dan membandingkan dengan realitas dalam kehidupan.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
  • Mengetahui pengertian cerpen.
  • Mengetahui ciri-ciri cerpen.
  • Cara menulis cerpen
  • Menentukan hal-hal menarik dalam suatu cerpen
  • embandingkan dengan realitas dalam kehidupan

Pengertian Cerpen
Cerita pendek (cerpen) merupakan sebuah bentuk karya sastra berupa prosa naratif yang bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari 10.000 kata. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Ciri-ciri Cerita Pendek
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.
Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
Adapun yang menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai berikut:
  • Isinya cenderung kurang kompleks
  • Fokus cerita terpusat pada satu kejadian
  • Hanya menggunakan satu alur cerita yang rapat
  • Tokoh dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
  • Setting yang digunakan biasanya tunggal
  • Tempo waktunya relatip pendek
  • Menampilkan konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib pada tokohnya.

Dalam cerita pendek terkandung unsur-unsur intrinsik yaitu :
Tema
Tema  yaitu pokok gagasan menjadi dasar pengembangan cerita pendek. Tema suatu cerita mensegala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Bisa saja temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, ataupun pada latar.
Plot atau alur
Plot  yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan klimaks dan penyelesaian.
Pada umumnya alur terdiri atas beberapa tahap diantaranya:
Pengenalan
Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
Penampilan masalah / konflik
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita. Dalam tahap ini akan terjadi konflik antarpelaku.
Konflik memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku semakin meningkat.
Puncak ketegangan/ klimaks
Tahap ini menggambarkan ketegangan masalah dalam cerita atau masalah itu telah mencapai klimaks/ puncak.
Ketegangan menurun
Tahap ini menceritakan masalah yang telah berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
Penyelesaian
Tahap ini menceritakan masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.

Penokohan dan perwatakan
Penokohan yaitu cerita pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak para pelaku yang terdapat di dalam karyanya.
Untuk mengetahui watak pelaku cerita, perhatikanlah!
  • Apa yang dilakukan pelaku;
  • Apa yang dikatakan pelaku;
  • Bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
  • Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
Seting atau latar
Latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini berguna untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu dan sosial.

Sudut pandang
Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada beberapa macam sudut pandang ata bercerita.
Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah �aku� untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia menceritakan pengalamannya sendiri.
Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan orang lain. Tokoh yang diceritakan itu disebut �dia�.
Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (objective point of view)
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca menonton pementasan sandiwara. Pembaca hanya bisa menafsirkan cerita berdasarkan kejadian, dialog, dan perbuatan para pelakunya karena pengarang tidak memberikan petunjuk atau tuntunan terhadap pembaca.
Sudut pandang serba tahu (omniscient point of view)
Pengarang seolah serba tahu segalanya. Ia dapat menciptakan apa saja yang diperlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan. Pengarang bisa mengomentari kelakuan para pelakunya dan dapat berbicara langsung dengan pembaca.

Amanat
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.

Unsur ekstrinsik pada cerpen
Latar belakang pengarang
Kehidupan pengarang dan kejiwaannya berpengaruh terhadap proses penciptaan karya sastra.
Aspek-aspek sosial politik
Situasi sosial politik seperti masalah ekonomi, budaya, dan pendidikan akan berpengaruh terhadap karya sastra.
Hasil pemikiran manusia atau masyarakat
Hasil pemikiran manusia, baik berupa ideologi, filsafat, maupun pengetahuan lain juga berpengaruh terhadap karya sastra. Kedekatan sastrawan dengan Tuhan, misalnya, akan melahirkan karya sastra yang sarat dengan pesan religius.
Semangat zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
Semangat zaman yang dimaksud disini menyangkut masalah aliran seni yang digemari pada saat itu.
Hal lain yang juga termasuk unsur ekstrinsik yakni pengaruh sastra asing.

Cara Membuat Cerpen
Setiap pembuatan karya sastra yang berbentuk prosa tentu tak akan pernah terlepas dari yang namanya unsur intrinsik. Baik itu membuat novel atau pun membuat cerpen. Nah, pada bahasan ini penulis akan menyajikan bahasan tentang cara atau langkah membuat cerpen.
Cerita cerpen bisa dalam berbagai jenis, namun langkah dasar pembuatannya memiliki pola dasar yang hampir sama, yakni menampilkan suatu keadaan yang harus dihadapi tokoh atau pelaku, kemudian perlahan-lahan muncul sebuah masalah atau konflik yang pada akhirnya akan mencapai puncaknya, setelah itu konflik akan mulai mulai mereda dan masalah pun bisa diselesaikan pelaku.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipahami dan diperhatikan ketika Anda hendak membuat sebuah cerpen.
Tema. Setiap tulisan yang dibuat tentu harus memiliki arti atau pesan yang tersirat agar hasilnya bisa dinikmati. Untuk itu, Anda memerlukan sebuah tema yang berfungsi sebagai tali penghubung antara awal cerita dan akhir cerita. Apapun yang ingin Anda tulis, usahakan selalau berkaitan dengan tema ini.
Tempo Waktu. Tempo waktu penceritaan dalam sebuah cerpen sangatlah pendek, yakni hanya dalam hitungan hari atau bahkan hitungan jam. Tempo yang singkat ini biasanya berupa gambaran tentang satu kejadian yang dialami atau terjadi dalam kehidupan tokoh utama. Usahakan agar tema yang Anda angkat tadi bisa dimunculkan dalam kejadian yang dialami si tokoh.
Setting. Ingat setting dalam cerpen ini bersifat tunggal, jadi Anda harus pintar dalam memilih setting. Usahakan agar setting yang dipilih itu cukup familiar dengan calon pembaca agar mereka pun bisa merasakan suasana cerita melalui setting yang Anda pilih tadi.
Penokohan. Tokoh dalam cerita pendek sangatlah terbatas dan itu pun hanya dibahas sekilas, jadi jangan terlalu banyak menyertakan tokoh dalam cerpen. Satu sampai dua tokoh rasanya sudah sangat cukup sehingga efektivitas cerita tetap terjaga.
Alur. Alur ini akan sangat menentukan menarik tidaknya sebuah cerita. Munculkan alur yang baik di awal paragraf cerpen Anda agar pembaca merasa tertarik dan penasaran untuk mengetahui kelanjutan cerpen yang Anda buat.
Baca Ulang. Sebelum mempublikasikan cerpen yang Anda buat, sebaiknya Anda membacanya terlebih dulu. perhatikan penggunaan tanda baca dan tata bahasa yang Anda pakai. Jika dua hal ini Anda abaikan, bukan mustahil cerita yang menarik sekalipun akan kehilangan maknanya karena pembaca sudah lebih dulu terpengaruh oleh format penulisan yang tidak rapi.

Langkah langkahnya antara lain:
  • Pilih titik narasi sudut pandang cerita pendek. Anda dapat menulis kisah sebagai dalam salah satu karakter (orang pertama), atau sebagai narator terpisah yang menyajikan hanya satu pikiran karakter dan pengamatan (orang ketiga yang terbatas), atau sebagai narator terpisah yang menyajikan pengalaman dan pengamatan dari beberapa karakter (orang ketiga yang mahatahu). Titik pertama-orang pandang akan mengacu pada karakter sentral sebagai �aku� bukan �dia� atau �dia�.
  • Pengembangan dan kekuatan dari sudut pandang narasi, akan menentukan jalan cerita. Tentu saja sudut pandang orang ketiga akan lebih leluasa mengeksplorasi si tokoh dan bagaimana penokohan berlangsung, namun akan kehilangan greget dalam proses pencarian jati diri.
  • Buat protagonis, atau karakter utama. Ini harus menjadi yang paling berkembang dan biasanya karakter paling simpatik dalam cerita.
  • Buat masalah, atau konflik, atau sudut kerja bagi protagonis. Konflik dari cerita pendek harus mengambil salah satu dari lima bentuk dasar: orang vs orang, orang vs dirinya sendiri, orang vs alam, orang vs masyarakat, atau orang vs Tuhan atau nasib. Jika Anda memilih konflik orang vs orang, membuatnya antagonis untuk melayani mereka yang protagonis maka harus ada pertentangan yang fair.
  • Menetapkan karakter terpercaya dan pengaturan, dengan deskripsi yang jelas dan dialog, untuk menciptakan cerita di mana pembaca akan peduli.
  • Membangun ketegangan cerita pendek dengan memiliki tokoh protagonis yang die hard, mati matian, bahkan menglami beberapa usaha yang gagal untuk memecahkan dan mengatasi masalahnya sendiri.
  • Menciptakan krisis yang berfungsi sebagai kesempatan terakhir bagi protagonis untuk memecahkan masalahnya.
  • Menyelesaikan ketegangan dengan membuat protagonis lolos dari lubng jarum melalui, kreativitas keberanian intelijensia, atau atribut positif lainnya. Hal ini biasanya disebut sebagai klimaks cerita.
  • Memperpanjang fase resolusi, jika Anda suka, dengan merefleksikan tindakan dari cerita dan signifikansinya dengan karakter atau masyarakat.

Download Contoh Makalah Bahasa Indonesia Tentang Cerpen Format .docx Microsoft Word

Di bawah ini adalah preview Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen lengkap dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word.

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen

Download File: 


Demikian pembahasan dan share file Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen. Semoga bisa membantu dan bermanfaat.

Contoh Makalah Laporan Biokimia Enzim





Judul Contoh Makalah:




Contoh Makalah Laporan Biokimia Enzim



Contoh Makalah Laporan Biokimia Enzim




Keterangan Contoh Makalah:


Contoh Makalah Laporan Biokimia Enzim di Indonesia. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word. Dan Contoh Makalah Laporan Biokimia Enzim ini mudah-mudahan bisa menjawab pencarian anda dan menjadi tambahan referensi terkait dengan laporan

Contoh Proposal Rencana Usaha Tugas Pengantar Bisnis

Contoh Proposal Rencana Usaha

Berikut ini adalah Contoh Proposal Rencana Usaha yang bisa anda download dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word sebagai bahan perbandingan atau referensi dalam menyusun makalah baru yang berhubungan dengan Ekonomi, Manajemen, Kewirausahaan atau Bisnis seperti pada contoh proposal ini yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis.

Contoh Proposal Rencana Usaha
Contoh Proposal Rencana Usaha

Mudah-mudahan Contoh Proposal Rencana Usaha di bawah ini bisa memberikan sedikit gambaran kepada anda seperti apa susunan proposal secara lengkap.

Contoh Proposal Rencana Usaha ini mungkin juga bisa bermanfaat untuk anda yang sedang mencari referensi contoh proposal usaha lainnya seperti contoh proposal rencana bisnis makanan, contoh proposal kewirausahaan mahasiswa, contoh perencanaan usaha makanan, contoh proposal usaha makanan dan minuman, contoh proposal usaha kecil minuman, contoh perencanaan usaha butik, contoh proposal usaha usaha kecil, contoh perencanaan usaha kecil dan lain-lain.

Contoh Proposal Rencana Usaha Format Microsoft Word

Di bawah ini adalah preview Contoh Proposal Rencana Usaha dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word.

Contoh Proposal Rencana Usaha

Download File: 


Demikian pembahasan dan share file Contoh Proposal Rencana Usaha. Semoga bisa membantu dan bermanfaat.

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen





Judul Contoh Makalah:




Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen



Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen




Keterangan Contoh Makalah:


Contoh Makalah Bahasa Indonesia Cerpen. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word. Isi makalah membahas tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur intrinsik serta ekstrinsik cerpen, cara menulis cerpen, menentukan hal-hal yang menarik

Friday, November 18, 2016

Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim

Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim

Berikut ini adalah Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim yang bisa anda download dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word sebagai bahan perbandingan atau referensi dalam menyusun makalah baru yang berhubungan dengan Kimia.

Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim
Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim

Mudah-mudahan Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim di bawah ini bisa memberikan sedikit gambaran kepada anda seperti apa susunan makalah secara lengkap sesuai dengan cara membuat makalah yang baik dan benar.

Contoh Makalah Laporan Praktikum Biokimia Tentang Enzim ini mudah-mudahan bisa membantu anda yang sedang mencari referensi terkait dengan Biokimia terutama tentang Enzim seperti berhubungan dengan laporan praktikum biokimia enzim amilase, laporan praktikum biokimia enzim pdf, laporan biokimia enzim amilase saliva, laporan praktikum pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amilase, laporan praktikum biokimia enzim amilase pdf, laporan praktikum biokimia pengujian aktivitas enzim, laporan biokimia enzim ipb, laporan uji aktivitas enzim, laporan praktikum enzim katalase pada hati ayam, laporan praktikum enzim katalase pada hati dan jantung, laporan praktikum enzim katalase pada ekstrak hati, laporan praktikum enzim katalase pada kentang, faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase, pengaruh enzim katalase terhadap h2o2, laporan praktikum biokimia enzim, percobaan enzim katalase menggunakan ekstrak hati dan lain-lain.

Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim ini juga berhubungan dengan referensi terkait Contoh Makalah Biokimia seperti aplikasi biokimia dalam bidang farmasi, makalah biokimia karbohidrat, makalah biokimia protein, latar belakang pengantar biokimia, makalah biokimia pdf, contoh kata pengantar makalah biokimia, contoh biokimia dalam kehidupan sehari-hari, makalah biokimia enzim dan lain-lain.

Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim Lengkap Download Format Microsoft Word

Tinjauan Pustaka
Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan beperan sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak berubah (Gaman & Sherrington, 1994). Molekul-molekul dalam sitoplasma yang mengubah gula menjadi alkohol disebut enzim. Enzim adalah molekul protein yang sangat besar (Volk & Wheeler, 1993). Enzim proteolitik merupakan salah satu enzim yang diproduksi oleh mikroba dan secara ekonomi mempunyai banyak kegunaan, misalnya dalam bidang industri baik industri makanan, minuman, farmasi, ataupun industri kimia lainnya (Poernomo, 2004). Beberapa enzim hanya terdiri atas protein, tetapi kebanyakan enzim mengandung komponen non protein tambahan seperti karbohidrat, lipid, logam, fosfat, atau beberapa organ lain (Winarno, 1997).

Enzim dikatakan mempunyai sifat sangat khas karena hanya bekerja pada substrat dan bentuk reaksi tertentu. Fungsi enzim adalah sebagai berikut :
  • Merendahkan energi aktivasi suatu zat A akan berubah menjadi zat B jika sekurang-kurangnya sebagian dari zat A mendapatkan cukup energi sehingga dapat berada dalam keadaan aktif atau dalam keadaan transisi yang kemudian bisa berubah menjadi zat B. Energi itu dinamakan energi aktivasi.
  • Mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan tetap tanpa mengubah tetapan seimbangnya.
  • Mengendalikan reaksi.
(Martoharsono, 1991).

Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
1. Spesifitas
Aktivitas enzim sangat spesifik. Pada umumnya enzim tertentu hanya akan mengkatalisis satu reaksi saja. Sebagai contoh, laktase menghidrolisis gula laktosa tetapi tidak berpengaruh terhadap disakarida yang lain (Gaman & Sherrington, 1994). Enzim hanya dapat bekerja pada substrat tertentu karena enzim mempunyai spesifitas substrat yang tinggi. Pada konsentrasi substrat yang rendah maka kecepatan reaksinya juga rendah dan kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat. Namun pada suatu saat akan tercapai suatu titik batas sehingga jika melampaui titik itu maka akan menunjukkan peningkatan yang kecil dengan bertambahnya konsentrasi substrat dan titik batas tersebut disebut titik optimum. Kecepatan reaksi katalitik enzim dapat mencapai kecepatan maksimal jika semua enzim menjadi bentuk enzim substrat dan konsentrasi enzim berkurang (Tranggono & Sutardi, 1990).

2. Pengaruh suhu
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim yaitu pada suhu rendah sekitar �10�C sampai �20�C aktivitas enzim akan berlangsung sangat lambat. Kebanyakan enzim menunjukkan aktivitas optimal pada kisaran suhu 30�40�C. Dalam kisaran suhu 45�50�C, enzim mulai mengalami denaturasi (Tranggono & Sutardi, 1990). Pada suhu 100�C semua enzim rusak. Pada suhu yang sangat rendah, enzim tidak benar-benar rusak tetapi aktivitasnya sangat berkurang (Gaman & Sherrington, 1994). 

Enzim sebagai protein akan mengalami denaturasi jika suhunya dinaikkan, akibatnya daya kerja enzim menurun (Gaman & Sherrington, 1994). Peningkatan temperatur dapat meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi yang lebih besar dan mempunyai kecenderungan untuk berpindah. Ketika temperatur meningkat, proses denaturasi juga mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terlipat setelah pemutusan iktatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan menurun (Lee, 1992). Makin tinggi suhu maka makin besar pula laju reaksinya meskipun pada reaksi yang tidak dikatalis enzim apalagi yang dikatalis enzim, namun tetap tidak boleh melampaui batas ambang suhu maksimum enzim (Tranggono & Sutardi, 1990).

3. Pengaruh pH
Konsentrasi ion H (asam atau basa) larutan sangat mempengaruhi aktivitas suatu enzim. Hal ini disebabkan asam amino yang merupakan pusat aktif enzim harus berada dalam keadaan ionisasi yang tepat agar menjadi aktif. Hal ini menyebabkan daerah katalitik dan konformasi enzim menjadi berubah. Selain itu perubahan pH juga menyebabkan denaturasi enzim dan mengakibatkan hilangnya aktivitas enzim. Beberapa enzim aktif pada pH asam yang agak rendah, pH 3 atau 4, dan yang lain mungkin aktif pada harga pH bisa setinggi 11 atau 12 tetapi kebanyakan enzim menunjukkan aktivitas maksimum pada kisaran netral pH 6-8 (Volk & Wheeler, 1993). Jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi. Akan tetapi beberapa enzim hanya beroperasi dalam keadaan asam atau alkalis. Enzim pada umumnya aktif pada pH 4-8 atau sekitar pH 6. Kebanyakan enzim mempunyai pH optimal sekitar 7 atau netral, dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi (Gaman & Sherrington, 1994).

Optimum pH suatu enzim adalah penting untuk penentuan karakteristik enzim. Jika enzim memiliki lebih dari satu substrat, maka pH optimumnya akan berbeda untuk setiap substrat. Juga beberapa enzim dapat mempertahankan aktivitasnya dengan adanya substrat atau koenzim (Tranggono & Sutardi, 1990). Alasan kecepatan reaksi enzim dipengaruhi pH adalah :
  • Enzim merupakan protein yang terdiri dari residu asam amino.
  • Residu asam amino memiliki kelompok sisi basa, netral atau asam yang mana dapat berubah pada pH yang ada.
  • Enzim dapat aktif untuk mengkatalis saat residu setiap asam amino memiliki sisi aktif.
(Volk & Wheeler, 1993).

4. Pengaruh substrat
Substrat adalah senyawa yang terhadapnya mengeluarkan pengaruh katalisnya. Laju ativitas enzim akan meningkat dengan meningkatnya kadar substrat sampai titik tertentu. Pada saat enzim jenuh dengan substrat, penambahan kadar substrat tidak mempengaruhi kecepatan reaksi (Volk & Wheeler, 1993). Pada konsentrasi substrat yang rendah kecepatan reaksi juga rendah, dan kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat namun akan tercapai suatu titik batas sehingga bila melampaui titik itu maka kecepatan reaksinya hanya akan menunjukkan peningkatan yang kecil dengan bertambahnya konsentrasi substrat (Tranggono, 1989).

5. Pengaruh koenzim dan aktivator
Enzim seringkali memerlukan bantuan substansi lain agar berfungsi secara efektif. Koenzim adalah substansi bukan protein yang mengaktifkan enzim. Beberapa vitamin B berfungsi sebagai koenzim. Beberapa ion anorganik misalnya ion kalsium dan klorida menaikkan aktivitas beberapa enzim dan dikenal sebagai aktivator (Gaman & Sherrington, 1994).
Larutan buffer atau disebut juga sebagai larutan penyangga, merupakan larutan yang tahan terhadap perubahan pH, baik itu karena penambahan asam atau basa, dan membutuhkan pH yang terkontrol dan tepat (Fardiaz, 1992). Buffer dapat mempertahankan kondisi enzim presipitat agar tidak terjadi perubahan pH dan mencegah agar enzim tidak mengalami inaktivasi (Winarno, 1995). Aktivitas enzim biasanya akan terjadi pada kisaran pH yang sempit, oleh karena itu buffer digunakan untuk memelihara media enzim agar pH-nya tidak banyak berubah. Amilase akan memperlihatkan aktivitas maksimumnya pada pH 4,8. Apabila tidak ditambah buffer, namun enzim berada pada kisaran pH-nya maka aktivitas enzim dapat ditentukan secara langsung. Jika ada enzim yang memiliki lebih dari satu substrat, maka pH optimumnya akan berlaku untuk setiap substrat (Tranggono & Sutardi, 1989). Fosfat bersifat inhibitor terhadap beberapa enzim atau bahkan sebagai metabolit dalam beberapa percobaan. Logam berat mudah mengendap sebagai fosfat dalam larutan, dan ini mempunyai aksi buffer sangat kecil pada pH diatas 7,5 (Tranggono et al., 1989). Adanya garam dapat mempengaruhi aktivitas enzim, karena garam bisa mengikat air sehingga kelarutan enzim sebagai protein akan berkurang dan selanjutnya kompleks enzim substrat sulit terbentuk (Noor, 1990).

Tujuan utama dari menentukan aktivitas sebuah enzim adalah untuk mengukur seberapa banyak enzim yang ada pada preparasi. Aktivitas spesifik memberikan sebuah ukuran dari konsentrasi relatif pada preparasi enzim. Dengan mengetahui aktivitas spesifik, dapat dikatakan bahwa preparasi sebuah enzim lebih terkonsentrasi daripada yang lain. Semua enzim merupakan protein, oleh sebab itu, faktor yang mempengaruhi stabilitas dari enzim sekaligus berpengaruh pada struktur sekunder, tersier, dan kuartener dari protein (Stanbury & Whitaker, 1984).

Aktivitas enzim spesifik adalah jumlah unit aktivitas enzim dibagi dengan jumlah kandungan protein, biasanya memiliki satuan milligram. Untuk pengukuran aktivitas spesifik, tingkat reaksi enzim diukur pada saat substrat mengalami kejenuhan, jadi kecepatan maksimumnya dapat ditentukan. Standart unit aktivitas adalah unit aktivitas enzim internasional (IU), dimana merupakan jumlah �mol dari substrat yang dikeluarkan tiap menit. Pada SI unit aktivitas 1 �kat = 1 IU (Reed & Rehm, 1995).
Untuk mengetahui aktivitas enzim amilase dapat digunakan 4 metoda diantaranya :
  • Penurunan pada viskositas
  • Kehilangan kemampuan untuk memproduksi warna biru dengan iodine (jika direaksikan dengan iodine tidak membentuk warna biru)
  • Adanya kelompok-kelompok pereduksi
  • Peningkatan kandungan maltosa, glukosa, atau dekstrin  
(Whittaker,1994).

Pengelompokan yang berdasarkan akhiran pada nama enzim tersebut, yaitu :
  • Akhiran ase, semua enzim yang memakai akhiran ini memiliki fungsi mengkatalisis hidrolisis substrat tertentu.
  • Akhiran in, semua enzim yang memakai akhiran ini berarti menerangkan substrat apa yang diuraikan oleh enzim tersebut (Martoharsono,1994).
Enzim amilase adalah enzim yang dapat menghidrolisis pati. Ada dua jenis enzim amilase, yakni : a-amilase dan �-amilase. Biasanya amilase terdapat pada tepung dan biji yang berkecambah (serealia). Jika enzim amilase terdapat pada produk-produk tersebut, maka enzim itu dikenal dengan diastase. Amilase adalah enzim yang dapat mengkatalisis pemecahan pati menjadi maltosa (Gaman & Sherrington, 1994). Biji-bijian yang tidak rusak mengandung a-amilase sangat sedikit tetapi mengandung �-amilase nisbi yang tinggi. Jika biji ini berkecambah, jumlah �-amilase hampir tidak berubah, tetapi kandungan a-amilase dapat meningkat seribu kali lipat. Kerja gabungan a dan �-amilase dalam biji yang berkecambah dapat meningkatkan aktivitas amilase. Kerja dan tujuan enzim amilase pada bahan makanan khususnya bahan makanan berbentuk serealia atau biji-bijian adalah mengubah pati menjadi dekstrin, gula dan meningkatkan penyerapan air (deMan, 1997).

Amilase adalah enzim golongan glikosida hidrolase yang paling penting. Enzim pengurai pati ini dapat dipilah ke dalam 2 kelompok, ada yang disebut enzim percabangan yang secara khas menghidrolisis ikatan (1,6) antara rantai-rantai, dan enzim-enzim yang memutuskan ikatan (1,4) antara satuan glukosa pada rantai lurus. Alfa amilase (a-1,4-Glukosa 4-glukanohidrolase) merupakan endoenzim yang menghidrolisis ikatan a-1,4-glukosida secara acak sepanjang rantai. Enzim ini menghidrolisis amilopektin menjadi oligosakarida yang mengandung 2-6 satuan glukosa. Beta amilase (a-1,4-Glukan maltohidrolase) hanya ditemukan dalam tumbuhan tinggi (deMan, 1997).

Pati dapat dihidrolisa dengan penambahan enzim amilase disertai pemanasan. Proses peruraiannya adalah pati menjadi dekstrin, dekstrin menjadi maltosa, maltosa menjadi glukosa. Secara kuantitatif, terjadinya reaksi hidrolisis pati oleh enzim amilase dapat  diketahui dengan tes iodine. Karbohidrat golongan polisakarida seperti amilum yang diuji dengan iodine menghasilkan warna biru keunguan, sedangkan glikogen dan dekstrin menghasilkan warna merah coklat. Monosakarida atau disakarida yang diuji dengan iodine tidak menghasilkan warna tertentu atau tidak berwarna. Hasil hidrolisis akan mengalami perubahan warna dari biru menjadi ungu kemudian merah jambu dan terakhir menjadi tidak berwarna (Pattison, 1992).

Proses pemanasan mempunyai tujuan untuk menghidrolisis amilum sehingga struktur spiral pada pati merenggang dan pati terurai menjadi molekul-molekul yang sederhana (Pattison, 1992). Renggangnya struktur molekul pati tersebut akan menyebabkan molekul-molekul iodin ketika bereaksi dengan pati menjadi terlepas sehingga warna biru keruh dapat hilang (Winarno, 1995). Semakin tinggi suhu, reaksi semakin cepat berlangsung sampai pada titik tertentu akan terjadi perubahan struktur enzim sehingga sifat katalitiknya akan hilang (Hartati et al. 2003).

Tujuan pemblenderan adalah untuk memudahkan dalam pengekstraksian, karena dengan adanya proses penghalusan bahan, maka luas permukaan bahan tersebut akan menjadi semakin luas, sehingga enzim yang terdapat dalam bahan tersebut akan mudah bereaksi dengan buffer, sehingga enzim tidak akan mengalami inaktivasi (Winarno, 1995). Penyimpanan enzim yang dilakukan di dalam pendingin sebelum digunakan dalam percobaan aktivitas enzim adalah untuk mencegah terjadinya kehilangan aktivitas akibat denaturasi enzim atau hilangnya kofaktor yang penting. Dimana dengan perlakuan ini akan menjamin kehilangan aktivitas enzim lebih minimal. Dan aktivitas dari enzim berfungsi sebagai pelunak bahan dengan melakukan pemecahan protein (Gaman & Sherrington, 1994). Sentrifugasi adalah pemisahan antara 2 komponen yaitu cairan yang tidak saling melarutkan atau cairan dengan padatan yang terdispersi di dalamnya (Suyitno, 1989). Tujuan sentrifugasi adalah untuk memisahkan enzim. Dengan proses sentrifugasi dihasilkan 2 fase yaitu endapan dan cairan (Wirahadikusumah, 1977).

Beberapa metode untuk menentukan aktivitas enzim adalah metode yang berdasarkan perbedaan nilai absorbansi, perbedaan elektrometri, dan perbedaan fluorometri. Metode absorbansi dipengaruhi oleh konsentrasi dan kejernihan larutan. Semakin pekat dan keruh suatu larutan, absorbansinya semakin tinggi. Nilai absorbansi berbanding terbalik dengan aktivitas enzimnya (Fox, 1991). Aktivitas enzim dapat diukur dengan cara kualitatif dan cara kuantitatif. Secara kualitatif adalah cara pengukuran dengan menggunakan substrat tertentu yang bisa dikatalis oleh enzim yang bersangkutan. Sedangkan secara kuantitatif adalah cara mengukur laju reaksi antara enzim dengan suatu substrat tertentu (Tranggono & Sutardi, 1990). 

Prinsip analisa kuantitatif secara spektroskopi yaitu membandingkan absorbsi energi radiasi pada panjang gelombang tertentu dari larutan sample terhadap larutan standar. Dalam analisa spektroskopi, panjang gelombang yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan zat tersebut mengabsorbsi energi radiasi pada panjang gelombang tersebut. Pada analisa ini, makin tinggi nilai absorbansi, maka akan makin kecil nilai transmittancenya, sedangkan prinsip analisa kualitatif adalah dengan mengamati apa saja yang terdapat di dalam objek yang kita teliti (DeMan, 1997). Metode yang digunakan untuk analisis aktivitas enzim adalah metode spektrofotometri. Metode ini didasarkan atas hidrolisis enzimatis oleh enzim yang teruji pada pH optimum. Hasil hidrolisis terlarut kemudian ditentukan menggunakan cara spektrofotometri (Poernomo, 2004).

Spektrofotometri merupakan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi (Day & Underwood, 1992). Kesalahan-kesalahan dalam spektrofotometer yaitu :
  • Kuvet kotor atau tergores
  • Ukuran kuvet yang tidak seragam
  • Penempatan kuvet yang tidak tepat
  • Adanya gelembung udara dalam larutan
  • Panjang gelombang yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang tertera pada alat
  • Kurang sempurna dalam penyiapan larutan sampel dan blanko
(Pomeranz & Meloan, 1994).

Absorbasi merupakan nilai konstan dari intensitas penyerapan. Harga dari absorbasi ini akan dipengaruhi oleh yang utama adalah konsentrasi, tebal dan intensitas penyinaran. Dapat ditemukan tanda-tanda bahwa ada akibat lainnya yaitu suhu, zat yang terlarut dan panjang gelombang. Suhu sebagai penyebab pengaruh pada konsentrasi perubahan volume. Jika konsentrasi semakin meningkat, maka besar nilai absorbasinya juga akan semakin meningkat pula (Wilford, 1987). Tingkat kejadian absorbsi juga akan bergantung pada jarak radiasi melewati larutan itu. Serapan juga tergantung pada panjang gelombang radiasi dan sifat dasar spesies molekul dalam larutan (Day & Underwod, 1992).

Pada buah nanas terdapat enzim bromelin. Enzim bromelin terdapat pada bagian mana saja pada buah nanas, diantaranya pada kulit, bonggol dan daging buah. Akan tetapi enzim tersebut berbeda-beda jumlahnya, tergantung pada masing-masing bagian. Bagian buah yang lain seperti kulit, hati dan tangkainya juga mengandung enzim bromelin. Tetapi kandungan enzim bromelin tertinggi terdapat pada daging buah yang masak dengan jumlah 0,08-0,125 dibandingkan daging buah mentah, sedangkan kulit buah mengandung enzim bromelin sebanyak 0,05-0,075 (Lisdiana & Soemadi, 1997). Kandungan gizi pada buah nanas segar dalam 100 gram bahan yaitu protein 0.40 gram, lemak 0.20 gram, dan karbohidrat 16.00 gram (Santoso, 1998). 

Enzim protease atau proteolitik dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu : enzim eksopeptidase dan enzim endopeptidase. Golongan enzim eksopeptidase digolongkan menjadi karbosil (ekso) peptidase dan amino (ekso) peptidase yang berturut � turut memotong peptida dari arah gugus karboksil termal dan gugus amino terminal. Sedangkan endopeptidase memecah protein atau ikatan ke dalam atau memecah protein dari dalam (Winarno, 1995). Suatu kelompok enzim proteolitik mempunyai peranan yang besar dalam memecah molekul protein dengan cara hidrolisa ikatan peptida. Enzim proteolitik dapat berfungsi untuk membuat daging lebih empuk. Degradasi ini dapat ditingkatkan dengan pemanasan seperti yang dilakukan dalam proses pemasakan (Tranggono & Sutardi, 1990).

Enzim protease merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis protein, dimana enzim protease ini mempunyai kemampuan untuk memecah ikatan peptida pada suatu substrat di bawah kondisi yang memungkinkan, peristiwa ini disebut juga dengan aktivitas proteolitik. Suatu enzim yang mempunyai aktifitas proteolitik seperti papain, dan bromelin dapat ditemukan di bagian buah, daging, kulit maupun bonggolnya. Namun pada kulit yang sering kontak dengan lingkungan mengakibatkan sulitnya mengekstraksi enzim tersebut, disamping itu juga pada bonggol yang lebih banyak kontak dengan lingkungan luar serta banyak bercampur kotoran. Apabila ekstraksi dilakukan butuh banyak perlakuan pemurnian yang berulang-ulang. Akan tetapi pada daging buahnya, terdapat enzim dalam jumlah yang tidak terlalu banyak namun lebih mudah diekstrak dan hasilnya lebih baik karena kotoran ataupun bahan lain jumlahnya sedikit kecuali fruktosa (Fox, 1991).

Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui aktivitas enzim pada berbagai bahan pangan  dan cara mengekstrak enzim amilase dan protease pada bahan pangan tersebut, dan mengetahui faktor-faktor yang mengetahui aktivitas enzim tersebut. 

Di bawah ini adalah preview Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word.

Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim

Download File: 


Demikian pembahasan dan share file Contoh Makalah Laporan Biokimia Tentang Enzim. Semoga bisa membantu dan bermanfaat.

Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis

Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis

Berikut ini adalah Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis yang bisa anda download dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word sebagai bahan perbandingan atau referensi dalam menyusun makalah baru yang berhubungan dengan Olahraga atau Penjaskes.

Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis
Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis


    Mudah-mudahan Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis di bawah ini bisa memberikan sedikit gambaran kepada anda seperti apa susunan makalah secara lengkap sesuai dengan cara membuat makalah yang baik dan benar.

    Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis ini kami share kepada anda dengan harapan bisa membantu dan menjawab pencarian anda di internet terkait dengan contoh atau referensi untuk bahan makalah seputar olahraga bulu tangkis atau badminton seperti pencarian dengan kata makalah badminton doc lengkap, makalah bulutangkis pdf, makalah bulu tangkis singkat, kliping olahraga bulu tangkis beserta gambarnya, kumpulan makalah bulu tangkis, makalah bulutangkis doc, kliping bulutangkis dan lain-lain.

    Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis Format Microsoft Word

    Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Mirip dengan tenis, bulutangkis dimainkan dengan pemain di satu sisi bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati net agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan. Dia juga harus mencoba mencegah lawannya melakukan hal tersebut kepadanya.
    Bulutangkis meskipun dikenal sebagai permainan yang dilahirkan di Poona India, dipopulerkan di Inggris setelah dia menjadi permainan orang kelas atas. Nama badminton sendiri diambil dari nama wilayah tanah pertanian milik bangsawan Inggris, kemudian ini yang menjadi nama ajang pertandingan. Di Indonesia permainan ini diduga masuk lewat orang Eropa yang membawanya ketika mereka datang ke mari. Indonesia sendiri mulai berkiprah di tingkat internasional ketika Tan Joe Hol menjadi juara All England tahun 1957. Setelah itu semakin diakui ketika menjadi juara piala Thomas dengan mengalahkan raksasa Malaya dan mulai aktif di berbagai kejuaraan di Eropa. Pemain putri juga muncul dan mendapat nama setelah merebut pula Uber tahun 1975. Pada saat itu demam bulutangkis dengan pemain top seperti Rudy Hartono.
    Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:
    • Tunggal putra
    • Tunggal putri
    • Ganda putra
    • Ganda putri
    • Ganda campuran

    Di bawah ini adalah preview Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis lengkap dalam format file .doc atau .docx Microsoft Word.

    Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis

    Download File: 


    Demikian pembahasan dan share file Contoh Makalah Olahraga Bulutangkis. Semoga bisa membantu dan bermanfaat.